BAB 5
Surah Al – Ma’un
بِسْمِ اللّٰهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
1.
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ
2.
فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ
3.
وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ
4.
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ
5.
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ
6.
الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ
7.
وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ
Terjemah surat Al – Maa’un :
1.
Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
2.
Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama ?
3.
Itulah orang yang
menghardik anak yatim.
4.
Dan tidak menganjurkan
member makan orang miskin.
5.
Maka kecelakaanlah bagi
orang – orang yang sholat.
6.
(yaitu) orang – orang yang
lalai dalam shalatnya.
7.
Orang – orang yang berbuat
riya’.
8.
Dan enggan menolong dengan
barang berguna.
Kandungan surat Al – Maa’un :
Surah al – maa’un terdiri dari
tujuh ayat. Surat al – maa’un termasuk surat makkiyah karena turun sebelum nabi
hijrah ke madinah. Surat al – maa’un turun sesudah surat at – takatsur. Nama al
– maa’un diambil dari ayayt ke tujuh. Al – maa’un artinya barang – barang yang
berguna. Al – maa’un adalah surat ke 105. Al – maa’un menjelaskan tanda – tanda
orang yang mendustakan agama.
Dalam surat al – maaun ayat
pertama Alla swt menanyakan kepada Rasulullah sekaligus kepada kaum muslimin
tentang orang yang mengaku beragama tapi sebenarnya ia mendustakan agamnya
sendiri. Yang dimaksud dengan mendustakan agama ialah tidak mempercayai adanya
perhitungan amal dan balasannya di akherat kelak. Pernyataan ini adalah hal
yang sangat menarik perhatian kita bahwa dibalik kehidupan orang yang
terselubung dalam hatinya. Kebohongan dibalik keimanan itlah yang disebut
perbuatan nifak dan orangnya disebut munafik.
Diantara karakter atau cirri khas
mereka alah tidak suka memperhatikan nasib anak yatim. Tidak mau menyayngi
mereka, tidak mau menolongnya, bahkan menghardik, membentak dan menganiaya.
Tindakan yang tidak aik tersebut akan menanamkan kebencian dalam hati mereka
terhadap agama islam. Dan mereka akan ,elarikan diri kepada agama lain yang
dianggap sebagai dewa penyelamat dirinya.
Tanda – tanda mereka ialah tidak
suka memperhatikan nasib fakir miskin. Apalagi menolongnya dengan hartanya,
demi terlepasnya dan bebasnya dari jeratan hidup kelaparan dan edihnya
kemiskinan yang dapat membawa mereka ke jurang kekufuran.
Sikap mereka tercela yaitu mereka
selalu melalaikan salatnya, baik dengan mengakhirkan shalat sehingga keluar
dari waktunya, gegabah terhadap rukkunnya dan hatinya dipenuhi dengan lamunan.
Dia lupa sedang beribadah dan bermunajah kepada Allah. Tampaknya dia bertakbir,
rukuk dan sujud kepada tuhannya. Namun hakikatnyya membohongi Allah dan orang –
orang mukmin semua.
Didalam ayat ini Allah
menjelaskan keadaan ibadah mereka yang diliputi oleh sifatnya. Mereka
memperlihatkan amaliyah kepada rang lain dengan tujuan agar mendapatkan pujian
dan sanjungan. Mereka akan rajin dan giat beribadah apabila dilihat orang.
Tetapi sebaliknya akan bermalas malasan bila tidak ada orang atau tidak
mendapat pujian. Kepalsuan yang tersembunyi dihati mereka itulah yang
membuatnya berperilaku Sepi Ing Gawe Rame Ing Pamrih.
Perangai yang jelek sebagai cirri
khusus pendusta agama adalah amar ma’ruf nahi munkar yaitu mengajak dan
melakukan yang dilarang oleh syariat yang melarang yang baik yang diridhai
Allah. Pada ayat terakhir ini diabadikan oleh Al-Quran sikap mereka yang enggan
member pertolongan kepada orang lain. Walaupun hanya dengan perabt rumah tangga
yang kurang bernilai tetapi berguna bagi mereka. Sikap egoism ini mengakar pada
diri mereka karena sburnya sifat bathil atau kikir yang melekat pada hati
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar